galih's qoutes

Of course there is no formula for success except perhaps an unconditional acceptance of life and what it brings

Rabu, Agustus 18, 2010

ETIKA BERGAUL SESAMA MUSLIM

Bergaul adalah salah satu aktivitas yang kerap kali seseorang tidak dapat meninggalkannya, karena memang demikianlah keberadaan manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Melalui pergaulan, seseorang dapat menggali wawasan dan pengalaman serta memperluas cakrawala/pengetahuannya. Namun, tidak semua orang dapat kita jadikan sebagai teman dalam pergaulan kita. Betapa banyak pergaulan yang ada di tengah masyarakat kita, baik di sekolah, pabrik maupun di perusahaan, yang tidak mengarah kepada kebaikan. Oleh karena itu, teman adalah salah satu faktor utama yang mendorong seseorang untuk berbuat kebaikan. Jika temannya mempunyai perangai jelek, maka akan berakibat jelek pula baginya di dunia maupun di akhiratnya. Berbeda halnya dengan teman yang berakhlak baik/mulia.
Alloh berfirman dalam al-Qur’an:

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. az-Zukhruf [43]: 67)
Wahai saudaraku, berikut ini kami paparkan beberapa adab dalam bergaul, diantaranya:

1. Mencari teman yang berakhlak mulia
Teman yang berakhlak mulia adalah salah satu hal yang dapat mendorong seseorang untuk berakhlak mulia pula. Sebaliknya, seseorang yang mempunyai akhlak yang jelek kemungkinan besar temannya juga akan berperilaku jelak pula.
Rosululloh pernah bersabda (artinya):
“ Seseorang di lihat dari teman akrabnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang menjadi teman akrabnya. (HR. Tirmidzi: 2378, Abu Dawud: 4823, Ahmad: 2/303 dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Shohihah: 928)
Syaikh Muhammad Syamsul Haq al-Adzim Abadi menuturkan: ”Sesungguhnya seseorang itu (di ukur) berdasarkan kebiasaan temannya dan pergaulannya. Maka perhatikanlah orang yang menjadi teman akrabnya.” (Lihat ‘Aunul Ma’bud: 13/324).
2. Saling tolong-menolong dalam kebaikan
Saling tolong-menolong sesama muslim dalam hal kebaikan adalah salah satu faktor utama untuk mempererat tali ukhuwah islamiyah. Sebab kita semua adalah makhluk sosial dan saling membutuhkan satu sama lainnya.
Alloh berfirman:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.“ (QS. al-Maidah [05]: 02).
Dan cermatilah hadits yang diriwayatkan dari Abu Musa, bahwasanya Rosululloh bersabda:
“ Seorang mu’min terhadap mu’min lainnya adalah ibarat sebuah bangunan, saling menguatkan satu sama lainnya. (HR. Bukhori: 481, Muslim: 2585, Tirmidzi: 1928, Nasa’i: 2560)
3. Saling nasehat-menasehati satu sama lainya.
Rosululloh bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Tamim bin Aus ad-Dary:
“Agama ini dibangun di atas nasehat, kami (para sahabat) bertanya: “Kepada siapa wahai Rosululloh ?. Rosululloh menjawab:”Kepada Alloh, kitab-Nya, Rosul-Nya dan kepada kaum muslimin seluruhnya. (HR. Muslim: 55, Nasa’i: 4197, Darimi: 4944).
Berkata Syaikh Fuad Bin Abdul Azis: ”Di antara nasehat sesama muslim adalah Menjelaskan kebenaran, mendakwahkan kepada yang haq (kebenaran), memerintahkan berbuat kebaikan dan mencegah dari berbuat kemungkaran. (Lihat Kitabul Adab: 329)
4. Bersikap lemah lembut dalam bergaul
Dari Aisyah bahwasanya Rosululloh bersabda:
“Wahai Aisyah, sesungguhnya Alloh mencintai lemah lembut dalam segala perkara”. (HR. Bukhori: 6024, Muslim: 2165, Tirmidzi: 2701, Darimi: 2794).
Imam Ibnu Hajar al-Asqolani menuturkan:” Maksud dari lemah lembut di sini adalah bersikap lemah lembut kepada orang lain baik dalam perkataan maupun perbuatan dan memberikan yang termudah kepadanya. (Lihat Fathul Bari: 10/553).
5. Berakhlak mulia terhadap sesama muslim
Berbahagialah bagi orang-orang yang menghiasi dirinya dengan akhlak mulia. Sesungguhnya keberadaan mereka membawa pengaruh baik dalam pergaulannya, di pandang baik oleh orang lain dan mempunyai derajat yang tinggi di sisi Alloh.
Rosululloh bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling bagus akhlaknya”. (HR. Bukhori: 6035, Tirmidzi: 1970).
Berkata fudhail bin Iyad: ”Barang siapa yang jelek akhlaknya maka jelek pula agamanya. (Kitabul Adab: 331)
Fuad Bin Abdul aziz mengatakan: ”Di antara akhlak mulia dalam pergaulan adalah selalu berwajah ceria, menyingkirkan kotoran, memaafkan kesalahan orang lain dan lain sebagainya dari sifat-sifat yang terpuji. (Kitabul Adab: 331)
6. Mendamaikan sesama muslim bila terjadi persengketaan
Dari Abu Darda’, Rosululloh bersabda:
“Maukah kalian aku khabarkan suatu amalan yang derajatnya lebih utama dari pada puasa, sholat, dan shodaqoh ?. Mereka (para sahabat) menjawab:”Mau wahai Rosululloh”. Rosululloh bersabda:”Yaitu engkau mendamaikan dua orang yang sedang bersengketa, karena persengketaan di antara keduanya merupakan bencana”. (HR: Abu Dawud: 4919, Tirmidzi: 2509 dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalan Kitab al-Misykah: 5039)
7. Menahan amarah dan memaafkan kesalahan teman.
Di dalam bergaul dengan sesama muslim ataupun masyarakat, terkadang di antara kita menjumpai perkataan-perkataan yang menyakitkan hati dan membuat dada ini terasa sempit dan sesak. Maka hal ini jangan sampai kita hadapi dengan menyulutkan api kemarahan ataupun emosi yang tak terkendalikan, akan tetapi hendaknya kita berusaha untuk berlapang dada dan memaafkan pelakunya..
Renungilah firman Alloh berikut:

“ Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf. (QS. asy-Syuuro [42]: 37)
Dan perhatikanlah firman Alloh (yang artinya):
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Alloh menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. ali-Imron [03]: 134)
Al-Ahnaf berkata: “Apabila ada orang yang mencela kamu, maka temuilah dengan kegembiraan." (al-Adab as-Syar’iyah: 1/319)
8. Menjaga lisan dan bertutur kata baik dalam berbicara
Di antara hal yang patut untuk dilakukan oleh seorang muslim didalam pergaulannya adalah memperhatikan pembicaraannya dari perkataan yang keji dan bathil maupun ucapan-ucapan yang bisa menjurus ke perkara yang harom dan makruh. Misalnya menjauhi perkataan yang jelek, bathil, ghibah, namimah, dan dari perkataan yang tak memberikan manfaat maupun berbicara tanpa dasar ilmu.
Karena semua perkataan yang terucap dari lisan manusia, baik berupa kebaikan maupun kejelekan, semua itu akan di catat oleh kedua malaikat. Disamping itu, orang yang berbicara tanpa menjelaskan isi dari apa yang di bicarakannya, niscaya ia akan tergelincir ke dalam api neraka di sebabkan karena perkataannya tersebut.
Sebagaimana Rosululloh bersabda (yang artinya):
Sesungguhnya seorang hamba mengatakan suatu perkataan yang tak di klarifikasikannya niscaya ia akan tergelincir ke dalam api neraka lebih jauh dari apa-apa antara masyrik(timur) dan maghrib(barat). (HR. Bukhori: 6477, Muslim: 2988)
Imam Nawawi berkata: “Hadits ini mengisyaratkkan tentang anjuran untuk menjaga lisan. Maka hendaklah orang yang ingin bicara berfikir sebelumnya dari apa-apa yang ingin di ucapkannya. jika nampak kebaikan baginya maka bicarakanlah, namun apabila tidak nampak kebaikan maka tahanlah dari perkataan tersebut. (Lihat fathul bari: 11/377)
9. Tidak saling dengki (hasad) sesama teman
Hasad (iri hati) adalah perbuatan yang tercela dan salah satu penyebab terpecahnya persahabatan. Oleh karena itu Rosululloh jauh-jauh hari telah melarang umatnya dari perbuatan tersebut. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan dalam sebuah hadits yang shohih:
Dari Abu Huroiroh berkata: Rosululloh bersabda:” Janganlah kalian saling dengki, saling berlaku curang dalam jual beli, saling membenci, saling membelakangi (menjauhi), dan janganlah membeli barang yang tengah di tawar saudaranya, dan jadilah kalian hamba Alloh yang bersaudara”. (HR. Muslim: 2564, Bukhori: 6066).
Ibnu Daqiq al-Ied menjelaskan: ”Sabda Rosululloh yang berbunyi “Janganlah kalian saling dengki” maknanya adalah janganlah kalian mengharapkan hilangnya nikmat dari saudara kalian. Sebab hal itu adalah perbuatan harom. (Lihat, Riyadhun Nadiyyah Syarh al- Arba’in an-nawawiyah: 87)
Demikianlah wahai saudaraku, marilah kita junjung tinggi adab-adab islamiyah yang telah di ajarkan oleh Rosululloh, karena dengan hal tersebut syiar islam akan menyebar di mana-mana. Hiasilah selalu diri kita dengan sifat-sifat yang sesuai dengan sunnah Rosululloh.

MUKHLIS ABU DZAR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar